ibnuwalidaini: orang yang paling kuat adalah orang yang berjaya menahan sifat marahnya...
faseh: Firman ALLAH SWT bermaksud: "iaitu orang yang mendermakan hartanya pada masa senang dan susah, orang yang memaafkan kesalahan orang. Dan (ingatlah) allah mengasihi orang yang berbuat perkara2 yang baik." { Ali-Imran:134 }
umsha: Kelemahlembutan adalah akhlak mulia. Ia berada di antara dua akhlak yang rendah dan jelek, aitu kemarahan dan kebodohan. Bila seorang hamba menghadapi masalah hidupnya dengan kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan pikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak diredhai Allah taala dan rasul-Nya. Dan jika hamba tersebut menyelesaikan masalahnya dengan kebodohan dirinya, niscaya ia akan dihinakan manusia. Namun jika dihadapi dengan ilmu dan kelemahlembutan, ia akan mulia di sisi Allah taala dan makhluk-makhluk- Nya.
Orang yang memiliki akhlak lemah lembut, insya Allah akan dapat menyelesaikan masalah hidupnya tanpa harus merugikan orang lain dan dirinya sendiri.
Melatih diri untuk dapat memiliki akhlak mulia ini dapat dimulai dengan menahan diri ketika marah dan mempertimbangkan baik buruknya suatu perkara sebelum bertindak. Kerana setiap manusia tidak pernah berpisah dari masalah hidup, jika ia tidak membekali dirinya dengan akhlak ini, niscaya ia gagal untuk menyelesaikan masalahnya.
Demikian agungnya akhlak ini sehingga Rasululllah memuji sahabatnya Asyaj Abdul Qais dengan sabdanya :Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang dicintai Allah yakni sifat lemah lembut (sabar) dan ketenangan (tidak tergesa-gesa)(HR. Muslim)
Akhlak mulia ini terkadang diabaikan oleh manusia ketika marah telah menguasai diri mereka, sehingga tindakannya pun berdampak negatif bagi dirinya ataupun orang lain.
Padahal Rasulullah sudah mengingatkan dari sifat marah yang tidak pada tempatnya, sebagaimana beliau bersabda kepada seorang sahabat yang meminta nasihat :
˜Janganlah kamu marah. Dan beliau mengulanginya berkali-kali dengan bersabda : ˜Janganlah kamu marah. (HR. Bukhari).
Dari hadits ini diambil faedah bahwa marah adalah pintu kejelekan, yang penuh dengan kesalahan dan kejahatan, sehingga Rasulullah mewasiatkan kepada sahabatnya itu agar tidak marah. Tidak berarti manusia dilarang marah secara mutlak. Namun marah yang dilarang adalah marah yang disebabkan oleh hawa nafsu yang memancing pelakunya bersikap melampaui batas dalam berbicara, mencela, mencerca, dan menyakiti saudaranya dengan kata-kata yang tidak terpuji, yang mana sikap ini menjauhkannya dari kelemahlembutan.
Di dalam hadits yang shahih Rasulullah shalallahu˜Alaihi wa sallam bersabda : Bukanlah dikatakan seorang yang kuat itu dengan bergulat, akan tetapi orang yang kuat dalam menahan dirinya dari marah. (Muttafaqqun 'Alaihi).
Ulama telah menjelaskan berbagai cara menyembuhkan penyakit marah yang tercelah yang ada pada seorang hamba, yaitu :
1. Berdoa kepada Allah, yang membimbing dan menunjukkan hamba-hambaNya ke jalan yang lurus dan menghilangkan sifat-sifat jelek dan hina dari diri manusia. Allah taâala berfirman : Berdoalah kalian kepadaKu niscaya akan aku kabulkan.(Ghafir: 60)
2. Terus-menerus berdzikir pada Allah seperti membaca Al-Quran, bertasbih, bertahlil, dan istigfar, karena Allah telah menjelaskan bahwa hati manusia akan tenang dan tenteram dengan mengingat Allah. Allah berfirman :Sangatlah dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram(Ar-Raf : 28)
3. Mengingat nas-nas yang menganjurkan untuk menahan marah dan balasan bagi orang-orang yang mampu manahan amarahnya sebagaimana sabda nabi shalallahu 'Alaihi wasallam : Barangsiapa yang menahan amarahnya sedangkan ia sanggup untuk melampiaskannya, (kelak di hari kiamat) Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluq-Nya hingga menyuruhnya memilih salah satu dari bidadari surga, dan menikahkannya dengan hamba tersebut sesuai dengan kemahuanya(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat shahihul jami No. 6398).
4. Merubah posisi ketika marah, seperti jika ia marah dalam keadaan berdiri maka hendaklah ia duduk, dan jikalau ia sedang duduk maka hendaklah ia berbaring, sebagaimana sabda rasulullah shalallahu alaihi wasallam : Apabila salah seorang diantara kalian marah sedangkan ia dalam posisi berdiri, maka hendaklah ia duduk. Kalau telah reda/hilang marahnya (maka cukup dengan duduk saja), dan jika belum hendaklah ia berbaring. (Al-Misykat 5114).
5. Berlindung dari setan dan menghindar dari sebab-sebab yang akan membangkitkan kemarahannya. Demikianlah jalan keluar untuk selamat dari marah yang tercela. Dan betapa indahnya perilaku seorang muslim jika dihiasi dengan kelemahlembutan dan kasih sayang, karena tidaklah kelemahlembutan berada pada suatu perkara melainkan akan membuatnya indah. Sebaliknya bila kebengisan dan kemarahan ada pada suatu urusan niscaya akan menjelekkannya.
Rasulullah shalallahu ˜alaihi wa sallam bersabda : Tidaklah kelemahlembutan itu berada pada sesuatu kecuali akan membuatnya indah, dan tidaklah kelembutan itu dicabut kecuali akan menjadikannya jelek. (HR. Muslim).
faseh: Istighfar banyak2 bila perasaan marah tu ingin mula menguasai diri.... syaitan mula nak menguasai... orang yang paling bijak ialah dapat mengawal marah...
sesiapa yang dapat menahan marah sewaktu ianya datang, adalah seorang yg betul2 hebat. ganjaran yang besar daripada Allah SWT untuk orang yang dapat menahan marahnya. insya ALLAH....
:: bila rasa macam nak marah, ingat Allah SWT...
2 comments:
yana..zu pun da de blog sendiri..baca la klu rajin..
Ok zu ツ
Post a Comment